Musibah dan bencana begitu akrab di telinga kita dalam beberapa tahun ini. Berbagai musibah bertubi-tubi melanda bumi pertiwi tercinta, mulai dari tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus dan masih banyak lagi yang lainnya. Peristiwa yang sangat memilukan dan memprihatinkan. Sebagian kaum intelektual mengklaim musibah ini terjadi karena planet bumi memang sudah renta sehingga harus dicarikan tempat tinggal baru di luar bumi. Sebagian masyarakat awam berpendapat sebab musibah adalah karena yang "mbahurekso" (jin penunggu) mengamuk karena manusia dianggap sudah tidak mau diajak kompromi lagi. Muncul berbagai opini dan persepsi yang kadang mencederai tauhid mereka.
Kita sebagai umat yang beragama haruslah bijak dalam menyikapinya. Maksudnya semua harus kita lihat dari sudut pandang agama bukan lainnya. Bagaimana Al-Qur'an dan hadits Nabi berbicara tentang ini ? Kemudian kita tinggal mengikutinya saja. Sehingga yang diharapkan kita tidak salah persepsi dan terjerumus dalam kesalahan. Apalagi hal ini adalah masalah besar karena berkait erat dengan masalah aqidah.
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan inna lillahi wa inna ilaihi roji'un." (QS. Al-Baqoroh: 155-156)
"Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami." (QS. At Taubah: 51)
Namun yang harus kita pahami bahwa ketika Allah menakdirkan sesuatu, maka pastilah ada sebabnya. Tidak mungkin sesuatu terjadi dengan serta merta tanpa sebab. Sebagai peemisalan, Allah menakdirkan seseorang menjadi ulama. Hal ini terjadi dengan sebab dia rajin belajar agama. Maka musibahpun terjadi mesti karena ada penyebabnya. Sejenak merenungi firman Allah swt :
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain ? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'rof : 96-99)
"Bagaimana kalian apabila terjadi di tengah kalian lima perkara dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kalian atau kalian tidak menjumpainya, yaitu :
"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya." (QS. Al-Anfal: 25)
Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah saw, aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
"Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan meratakan azab kepada mereka." Aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih?" Beliau menjawab: "Ada!" Aku berkata lagi: "Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?" Beliau menjawab: "Allah akan menimpakan kepada mereka (azab) sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang (yang berbuat maksiat), kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhoan dari RobbNya." (HR.Ahmad)
Jalan keselamatan dari bencana hanyalah dengan merealisasikan kembali amar ma'ruf nahi mungkar. Jangan sampai kita membiarkan kemaksiatan sekecil apapun terjadi di depan kita terlebih lagi yang besar. Janganlah pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab ditimpakannya musibah yang beruntun itu. Siapa tahu diantara sebabnya justru datangnya dari diri kita sendiri. Marilah kita segera melakukan taubatan nasuha di hadapan Allah atas segala dosa dan maksiat yang kita lakukan. Mudah-mudahan Allah menghentikan berbagi musibah yang selama ini tak kunujung reda. Amin ya robbal alamin......
Kita sebagai umat yang beragama haruslah bijak dalam menyikapinya. Maksudnya semua harus kita lihat dari sudut pandang agama bukan lainnya. Bagaimana Al-Qur'an dan hadits Nabi berbicara tentang ini ? Kemudian kita tinggal mengikutinya saja. Sehingga yang diharapkan kita tidak salah persepsi dan terjerumus dalam kesalahan. Apalagi hal ini adalah masalah besar karena berkait erat dengan masalah aqidah.
- Kehidupan dunia adalah ujian dan cobaan.
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan inna lillahi wa inna ilaihi roji'un." (QS. Al-Baqoroh: 155-156)
- Meyakini Takdir Illahi.
"Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami." (QS. At Taubah: 51)
Namun yang harus kita pahami bahwa ketika Allah menakdirkan sesuatu, maka pastilah ada sebabnya. Tidak mungkin sesuatu terjadi dengan serta merta tanpa sebab. Sebagai peemisalan, Allah menakdirkan seseorang menjadi ulama. Hal ini terjadi dengan sebab dia rajin belajar agama. Maka musibahpun terjadi mesti karena ada penyebabnya. Sejenak merenungi firman Allah swt :
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain ? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'rof : 96-99)
"Bagaimana kalian apabila terjadi di tengah kalian lima perkara dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kalian atau kalian tidak menjumpainya, yaitu :
- Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, yang dikerjakan secara terang-terangan, melainkan akan muncul pada mereka penyakit ta'un dan berbagai penyakit yang tidak pernah dijumpai nenek moyang dahulu.
- Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andaikata bukan karena binatang ternak tentu mereka tidak akan diberi hujan.
- Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan musim paceklik dan sulitnya kebutuhan hidup dan kelaliman penguasa.
- Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu berhukum dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian yang ada pada mereka.
- Dan tidaklah mereka itu menyia-yiakan Kitab Allah dan sunnah NabiNya, melainkan Allah menjadikan permusuhan (pertikaian dan peperangan) di antara mereka sendiri." (HR. Baihaqi, Ibnu Majah no. 4019 shohih. Juga dimuat dalam Az-Zawajir)
- Musibah tidak untuk orang yang zalim saja.
"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya." (QS. Al-Anfal: 25)
Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah saw, aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
"Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan meratakan azab kepada mereka." Aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih?" Beliau menjawab: "Ada!" Aku berkata lagi: "Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?" Beliau menjawab: "Allah akan menimpakan kepada mereka (azab) sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang (yang berbuat maksiat), kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhoan dari RobbNya." (HR.Ahmad)
- Sebab-sebab musibah.
- Kesyirikan.
- Perbuatan dosa.
- Mendustakan ajaran Nabi Muhammad saw.
- Berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).
- Kezaliman para penguasa dan hartawan.
- Menghina ulama.
Jalan keselamatan dari bencana hanyalah dengan merealisasikan kembali amar ma'ruf nahi mungkar. Jangan sampai kita membiarkan kemaksiatan sekecil apapun terjadi di depan kita terlebih lagi yang besar. Janganlah pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab ditimpakannya musibah yang beruntun itu. Siapa tahu diantara sebabnya justru datangnya dari diri kita sendiri. Marilah kita segera melakukan taubatan nasuha di hadapan Allah atas segala dosa dan maksiat yang kita lakukan. Mudah-mudahan Allah menghentikan berbagi musibah yang selama ini tak kunujung reda. Amin ya robbal alamin......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar